Ilustrasi (Shutterstock Photo)

@Rayapos | Jakarta – Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD) adalah salah satu gangguan pencernaan paling umum yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Perlakuan terhadap kondisi ini tergantung pada perubahan gaya hidup dan juga obatnya.

Menurut Dr Ananya Mandal, MD, seorang peneliti ahli dari Bankura Sammilani Medical College, India, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena GERD, yakni obesitas, tidur telentang tanpa bantal, alkohol, merokok, stres, dan kopi.

Untuk mengatasi ganggunan GERD tersebut, kadang diperlukan obat-obatan yang bisa mengurangi keasaman isi perut guna menetralkan asam atau dengan mengurangi produksi asam. Biasanya obat yang digunakan adalah jenis antasida.

Apa itu Antasida?

Antasida merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk meredakan berbagai masalah pencernaan. Antasida mengandung garam aluminium dan magnesium yang akan mengikat asam lambung sehingga mengurangi keasaman pada lambung, serta simetikon yang fungsinya membantu pengeluaran gas yang berlebihan di dalam saluran cerna.

Antasida termasuk obat-obatan yang dijual bebas, tidak perlu resep dari dokter.  Namun perlu diingat bahwa tablet antasida harus dikunyah dahulu sampai lembut baru ditelan karena membutuhkan enzim dari air liur untuk bisa dicerna. Dosis lazimnya 1-2 tablet dengan maksimum empat kali sehari. Sedangkan antasida dalam bentuk cair dapat langsung diminum dengan dosis 1-2 sendok teh maksimal empat kali sehari.

Antasida paling baik diminum pada saat perut kosong (menjelang tidur, dua jam setelah atau sebelum makan). Sedapat mungkin hindari penggunaan antasida bersamaan dengan obat lain karena dapat mengganggu absorpsi obat lain tersebut.

Perlu diingat bahwa penggunaan antasida tidak dianjurkan lebih dari dua minggu karena penggunaan antasida jangka panjang justru dapat meningkatkan produksi asam lambung.

BACA JUGA :  Mengapa Penderita Maag Harus Hati-hati Memilih Makanan?

Makan dengan porsi kecil dan sering bisa membantu mengurangi gejala asam lambung. Selain itu, penderita gastritis sebaiknya menghindari makan makanan pedas, asam, atau berminyak.

Bagi perokok dan peminum alkohol, sebaiknya menghindari kedua bahan ini, karena keduanya dapat memperparah gastritis.

Jika anda harus mendapat obat pereda nyeri dalam jangka waktu lama, sebaiknya dipilih dari jenis parasetamol, bukan golongan NSAID.

Bagi yang harus mengkonsumsi obat-obat yang mengiritasi lambung seperti golongan NSAID, antibiotik siprofloksasin, dan sebagainya, sebaiknya meminumnya sesudah makan.

Sumber : rayapos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *