Ada kalanya kita berbeda pandangan dan prinsip dalam kehidupan dengan tanpa menyalahkan lingkungan sekitar, karena kita bisa menentukan pilihan terbaik, sekalipun kita harus keluar dari zona kenyamanan…..
Usai sarapan pagi yang ditemani sebungkus nasi lemak dan beberapa potong makanan tradisional khas yang ada di hotel Crown, saya bersiap berangkat menuju salah satu kantor calon partner bisnis yang ada di Selangor Malaysia. Selang beberapa menit kemudian salah seorang karyawan yang menjemput telah muncul di lobby hotel, kamipun bergegas meninggalkan hotel menyusuri jalan di Selangor yang cukup asri dikelilingi dengan rimbunnya pepohonan di sepanjang jalan.
Memang pagi ini merupakan hari ketiga dimana agendanya adalah business meeting untuk membahas beberapa business plan dan sharing experiences serta menjajaki apakah kerjasama bisnis untuk masa datang ini layak diteruskan. Pertemuan berlangsung sangat bersahabat, komunikatif dan saling berbagi informasi, yang dilanjutkan dengan makan siang bersama disalah satu masakan Melayu. Dalam hati saya bergumam “seperti makan siang disebelah kantor saya di jakarta ” yang rasa dan menu masakannya hampir persis serupa, hanya suasananya yang berbeda dimana terdengar celoteh para pengunjung dengan dialeg melayu yang kental kadangkala dikombinasikan dengan logat bahasa Inggris yang khas .
Namun saya masih mempunyai agenda untuk melanjutkan berkunjung ke beberapa pelayanan kesehatan yang ada di kota Selangor, baik di sektor Pemerintah maupun swasta. Tak lebih dari 15 menit , kamipun tiba di salah satu pelayanan kesehatan Pemerintah yang masih dikunjung banyak pasien, dan mereka mendapatkan pelayanan yang cukup baik disertai dengan pemberian obat-obatan. Masyarakat hanya dikenakan 1 RM senilai Rp.3.000 setiap kali kunjungan untuk berbagai penyakit, menurut info yang saya peroleh dari salah seorang apoteker di Instalasi Farmasi tersebut, beruntung sekali masyarakat Malayasia mendapat pelayanan kesehatan cukup baik dari Pemerintahnya.
Menjelang senja tiba, ada satu hal yang menggelitik saya pada saat kunjungan terakhir di salah satu klinik swasata dr. Izna juga masih di sekitar Selangor.Memang saya datang lebih cepat ditempat klinik dan menunggu kurang lebih 10 menit , tiba-tiba saja dia pun muncul bergegas dengan sapaaan mohon maaf harus menunggu lama, tampak jelas kerendahan hati dan sikapnya yang ramah di saat awal pertemuan. Bertemu dengan seorang dokter muda, energik, ramah, cantik dan menarik dengan balutan kerudung jilbab khas Malaysia. Putusan terakhirnya untuk keluar dari rumah sakit pemerintah dan memutuskan membuat satu klinik baru, yang menurut saya ukurannya cukup luas, bersih dan dan asri, sebagai tempat pengabdian ilmu dan idealismenya.
Sambil berjalan menuju ruangan prakteknya, beliaupun mempersilahkan kami duduk, dengan senang hati dia menjelaskan mulai sejarah klinik ini dibagun bermodalkan keberanian diri sendiri serta bantuan modal dari Bank. Berawal dari ketidak sesuaian pendapatnya selama bekerja di salah satu Rumah Sakit yang menurutnya banyak pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang berkenan dengan hati nuraninya. Ada beberapa hal yang bertentangan secara pengetahuan dan praktek keseharian yang ada, entah mungkin ini karena keterbatasan angagaran, atau hanya oknum semata. Karena ini pilhan yang harus diputuskan dan beliau mengundurkan diri dari Rumah Sakit tersebut dan memilih membangun bisnis pelayanan kesehatan yang dikelola sendiri yang intinya beliau dengan bebas dapat mengatur waktu untuk beraktiffitas dengan tidak melepaskan perhatian yang besar bagi keluarga yang dicintai.
Dipenghujung pertemuan, menyadari kodratnya sebagai wanita, beliau juga mengatakan; saya takut sekali bila tiba waktunya kembali menghadap sang khaliq, saya tidak bisa mempertanggung jawabkan sebagai Ibu sekaligus sebagai istri, dimana saya tidak bisa merawat anak-anak dan melayani suami dengan baik.
Tidak berlebihan kalau saya merasa kagum dan hormat serta dapat mengambil hikmah dari pertemuan tersebut sekalipun beliau masih tergolong muda dari sisi usia namun memiliki cara pandang dan prinsip hidup yang teguh, berani mengambil resiko, mandiri, serta menjunjung nilai spiritual . Walaupun dipenghujung keputusannya dia memilih kebebasan waktu lebih utama dengan menempatkan kepentingan keluarga diatas kepentingan karir pribadinya. Sungguh …luar biasa.
Akhirnya apapun persoalan yang kita hadapi bukanlah tergantung orang lain atau lingkungan sekitar, terpulang kepada diri sendiri untuk menentukan pilihan. Bukankah hidup ini juga pilihan………???